Kiat Mengenali Berita Palsu

Ricky Irfandi
3 min readOct 25, 2019
Photo by Matthew Guay on Unsplash

Saat ini, lebih dari setengah penduduk Indonesia merupakan pengguna aktif internet. Itu berarti, ada seratusan juta rakyat Indonesia secara aktif membaca dan membagikan berita melalui Internet baik melalui aplikasi sosial media (facebook, twitter, dsb) ataupun aplikasi perpesanan (WhatsApp, line, dsb). Perlu digarisbawahi, berita yang tersebar di Internet tidak semuanya benar. Setiap orang yang memiliki akses terhadap Internet bisa membuat berita palsu. Bahkan banyak berita berita palsu yang ada di Internet sengaja diproduksi masal untuk kepentingan tertentu, dan itu berbahaya.

Berbeda dengan zaman sebelum Internet booming di Indonesia, dulu masyarakat mengkonsumsi berita dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan seperti koran dan televisi. Namun sekarang, banyak orang membagikan berita terutama di WhatsApp Group tidak dapat mempertanggungjawabkan ketika berita yang dibagikan cenderung berita palsu dan menjawab dengan jawaban pamungkas yaitu “dapat dari grup sebelah”. Agar berita palsu ini tidak menyebar lebih luas lagi, saat ini menurut saya, keahlian membedakan mana berita asli dan palsu merupakan sebuah keahlian dasar yang harus dimiliki setiap orang. Pada tulisan ini saya ingin berbagi kiat mengenali berita palsu berdasarkan metode pribadi saya, so let’s get started.

Pertama, perhatikan sekilas judul dan isi beritanya

  • Biasanya, kalau judul berita itu bombastis / provokatif, ada kecenderungan berita tersebut berita palsu. Berita palsu butuh judul yang menarik perhatian agar berita tersebut muncul dan diperhatikan oleh pembaca. Salah satu upaya yang dipakai adalah dengan mengunakan judul berita yang “berlebihan” dan menyentuh sisi emosional pembaca.
  • Kalau berita tersebut too good to be true, atau too bad to be true, maka ada kemungkinan berita tersebut berita palsu. Walau tidak bisa di-generalisir bahwa semua berita yang too good/bad to be true itu berita palsu, tapi berita palsu biasanya tidak akan memuat berita yang biasa-biasa saja. Sama seperti judul yang perlu “berlebihan”, isi berita palsu biasanya memuat berita yang too good/bad to be true untuk menarik perhatian.

Kedua, verifikasi sumber beritanya

  • Pastikan berita tersebut berasal dari sumber yang dapat diverifikasi / dipertanggungjawabkan. Terdapat beberapa cara untuk mengidentifikasikan sebuah sumber berita daring selain media mainstream yang sudah terpercaya seperti detik, kompas, dan lainnya. Salah satunya adalah dengan memastikan sumber berita tersebut memiliki halaman tentang redaksi yang berisi penanggung jawab atau alamat kantor dari sumber tersebut.
  • Hindari mempercayai dan menyebarkan berita yang berasal dari blog.Blog seperti blogspot, wordpress dapat dengan mudah dan gratis ditulis oleh siapa saja. Sedangkan sumber berita yang terpercaya tentu akan memiliki domain top level seperti .com, .co.id, dan lainnya.

Ketiga, verifikasi isi beritanya

  • Lakukan ‘googling’ mengenai isi berita tersebut. Dengan melakukan pencarian mengenai isi berita tersebut di google, kita dapat melakukan verifikasi tentang berita ini pernah dimuat di sumber mana saja. Kalau hasil pencarian tersebut menampilkan website berita terpercaya seperti detik, kompas dan sebagainya, kita bisa lebih mempercayainya, namun apabila yang muncul merupakan website / blog yang kurang meyakinkan, kita patut untuk hati-hati.
  • Apabila berita tersebut berbentuk gambar, kita bisa melakukan reverse image search (melakukan pencarian di google dengan menggunakan gambar). Kadang berita yang disebarkan dalam grup Whatsapp memuat berita yang berupa gambar. Seringkali, gambar yang disebar itu berbeda konteks dengan beritanya. Bisa saja gambar tersebut sebenarnya terjadi di luar negeri, atau sebenarnya gambar tersebut telah disunting / edit atau mungkin gambar tersebut merupakan gambar lawas yang diunggah lagi sekarang.Untuk mengidentifikasikan gambar tersebut, kita bisa menggunakan google untuk mencari kebenaran tersebut. Ketika melakukan reverse image search, akan muncul halaman halaman yang terkait dengan gambar tersebut. Kita dapat memeriksa apakah sebenarnya gambar tersebut terjadi dimana dan kapan, juga apakah gambar tersebut asli atau palsu.

Dari langkah-langkah tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan dengan menggunakan logika apakah berita tersebut berita benar atau palsu. Apabila berita tersebut benar, kita boleh lanjut membagikan berita tersebut. Apabila berita tersebut palsu, kita bisa berhenti menyebarkan berita tersebut dan memberitahukan bahwa berita tersebut berita palsu.Sedangkan apabila telah melakukan langkah tersebut kita masih belum yakin sebuah berita itu benar atau palsu, akan lebih baik kita tidak ikut menyebarkan berita terlebih dahulu.

--

--