Hal Yang Saya Ketahui Tentang Virus Corona

Ricky Irfandi
5 min readMar 21, 2020
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Kita tahu saat ini dunia sedang sibuk menghadapi wabah virus corona. Setiap berita di TV, koran, internet, hingga grup whatsapp semuanya membicarakan tentang corona. Dalam tulisan ini saya akan menulis tentang hal yang saya ketahui mengenai wabah ini.

Pertama, apa sih sebenarnya virus corona ini? Jadi, COVID-19 (atau biasa disebut virus corona) adalah sebuah virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Virus ini berasal dari daerah Wuhan-China dimana manusia yang terjangkit virus ini biasanya akan mengalami gejala seperti demam, batuk, sesak nafas dan sebagainya. Pada setiap manusia yang terjangkit, gejala yang muncul bisa berbeda beda bahkan bisa saja tidak menunjukkan gejala sama sekali. Di China, 80% kasus pengidap virus ini akan merasakan gejala yang ringan, 20% kasus mengalami gejala yang serius sehingga butuh perawatan khusus di rumah sakit. Dari total kasus tersebut, hanya sekitar 1–2% kasus yang menyebabkan kematian.

Apa yang membuat virus ini gempar? Virus corona ini sangat mudah menular, bahkan lebih mudah menular daripada flu biasa. Virus ini menyebar melalui droplet yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk/bersin. Kita ambil contoh ketika orang yang terinfeksi tersebut batuk/bersin, droplet yang berisi virus tersebut akan menyebar ke mana-mana mulai dari berbagai permukaan seperti tangan, meja, keran air dan lainnya bahkan ada kemungkinan virus tersebut dapat bertahan di udara. Virus tersebut akan tetap hidup di permukaan tersebut dalam beberapa jam/hari. Dan ketika kita yang sehat menyentuh permukaan yang telah terinfeksi virus corona tersebut dan mengusapkan tangan kita ke mulut/hidung/mata, maka kita akan terinfeksi virus corona tersebut.

Kalau seperti itu, orang yang terinfeksi virus corona tersebut tinggal dikarantina aja selesai kan? Tentu, tapi tidak semudah itu. Setelah kita terinfeksi, butuh waktu rata-rata 5–6 hari untuk kita mulai merasakan sakit dan berbagai gejala tersebut. Namun, dalam waktu 5 hari itu juga kita sudah bisa menularkan virus ke orang lain meski kita merasa sehat. Kita ambil contoh, Hari senin kita tertular, tentu kita tidak sadar hingga gejala muncul dan merasakan sakit pada hari sabtu. Namun, pada hari selasa hingga jumat kita tidak sadar telah terinfeksi dan terus bekerja di kantor padahal dalam waktu itu juga kita sudah bisa menularkan virus ini kepada orang lain meski kita merasa sehat. Jadi, ketika kita sabtu telah diketahui dan dikarantina, kita nggak tahu berapa banyak orang dan siapa saja yang telah terinfeksi saat kita di Kantor, di jalan, di kereta, di warung makan, dan lainnya. Dan orang yang telah terinfeksi virus dari kita, juga secara nggak sadar akan menyebarkannya kepada orang lain hingga mulai merasakan sakit dan gejala-gejala tersebut. Inilah salah satu alasan kenapa virus ini bisa sangat cepat menyebar di seluruh dunia.

Oke, apa yang bisa dilakukan nih biar virus ini nggak menyebar dengan cepat? Salah satu cara yang kita semua bisa lakukan adalah dengan melakukan Social Distancing atau bahasa sederhananya diam di rumah dulu yuk, jangan kemana-mana, jangan ke tempat yang banyak orang / kerumunan seperti sekolah, rumah ibadah —

Tunggu, tunggu, saya yakin pada Tuhan bahwa takdir kita tidak akan tertukar. Kalau sampai melarang beribadah sih keterlaluan. Kok takut sama ciptaan Tuhan? Tentu saya pun percaya Tuhan dan takdirnya. Tapi, saya yakin bahwa hidup ini adalah pilihan. Kita bukan wayang yang tidak punya pilihan dan tidak punya kuasa tentang apapun yang terjadi. Tentu manusia dibekali akal juga bukan tanpa alasan. Kita menghindari kerumunan bukan hanya untuk tujuan pribadi, namun demi kepentingan bersama agar virus ini tidak menyebar lebih cepat. Misal nih, kita beribadah di rumah ibadah bersama 100 orang, kita nggak tahu mereka telah darimana saja, siapa saja yang telah terinfeksi virusnya. Dan ketika ibadah selesai, ternyata ada 10 orang yang baru terinfeksi lalu 10 orang tersebut pulang ke rumah dan mengingfeksi keluarganya, dan masing masing keluarganya menginfeksi teman temannya dan seterusnya maka jumlah yang terinfeksi akan semakin banyak banget. Selain itu, kalau kita yakin Tuhan kita Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tentu kita tidak perlu takut Tuhan akan marah kalau kita sementara beribadah di rumah masing-masing demi kebaikan bersama agar wabah ini tidak menyebar lebih cepat. Karena kalau virus ini sampai menyebar dengan cepat, maka akan sangat berbahaya.

Memangnya kenapa bisa berbahaya kalau virus corona ini menyebar dengan cepat? Jadi, ketika manusia tertular virus ini dengan sangat cepat / bersamaan, maka fasilitas kesehatan seperti rumah sakit akan ‘kebanjiran’ pasien. Kita tahu, Rumah Sakit kapasitasnya terbatas. Ketika Rumah Sakit sudah tidak dapat menampung pasien lagi, akan ada banyak pasien terinfeksi dan pasien penyakit lain yang membutuhkan penanganan serius tidak bisa mendapatkan perawatan hingga akhirnya beberapa pasien meninggal. Pasien meninggal ini disebut avoidable death / pasien itu mungkin bisa diselamatkan apabila Rumah Sakit tidak kebanjiran pasien. Kalau masih bingung, kita misalkan pakai 2 kemungkinan berikut

  • Kemungkinan 1 : Semua warga masih beraktivitas seperti biasa di sekolah, kantor, tempat ibadah. Maka infeksi virus akan berjalan dengan sangat cepat katakanlah 1000 infeksi setiap minggu. dari 1000 infeksi tersebut, 20% atau sekitar 200 orang membutuhkan perawatan serius di Rumah sakit. Rumah sakit di daerah tersebut hanya mempunyai kapasitas 200 pasien, dimana 100 telah terisi oleh pasien penyakit serius lain. Maka hanya 100 pasien baru yang dapat ditampung oleh rumah sakit tersebut, dan 100 pasien lainnya ditambah pasien penyakit lain yang membutuhkan perawatan tidak bisa memperoleh perawatan hingga beberapa akhirnya meninggal.
  • Kemungkinan 2 : Warga sebisa mungkin menghindari keluar rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah apabila memungkinkan. Maka infeksi virus akan berjalan lambat katakanlah 200 infeksi setiap minggu. dari 200 infeksi tersebut, 20% atau sekitar 40 orang membutuhkan perawatan serius di Rumah sakit. Rumah sakit di daerah tersebut hanya mempunyai kapasitas 200 pasien, dimana 100 telah terisi oleh pasien penyakit serius lain. Maka 40 pasien tersebut dapat seluruhnya dirawat di rumah sakit dan masih ada ruang untung pasien penyakit lain.

Di Iran, Italia, dan Korea Selatan, infeksi virus ini melonjak dari 100 kasus ke 5000 kasus hanya dalam waktu kurang dari 2 minggu. Kebanyakan pasien meninggal karena tidak bisa dirawat di rumah sakit. Lonjakan kasus secara cepat ini disebabkan oleh orang yang tidak merasa dirinya sakit dan menularkan penyakitnya di tempat umum.

Baiklah, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita bisa mulai dari hal hal sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah dari toilet, setelah memegang binatang, atau setelah berpergian. Makan-makanan yang sehat. Ketika batuk atau bersin jangan lupa untuk menutup mulut dan hidung dengan tisu/sapu tangan/lengan. Jangan sering-sering menyentuh hidung, mata, dan mulut. Pakai masker apabila merasakan sakit. Bekerja dari rumah apabila memungkinkan. Melakukan social distancing. Dan apabila sudah berusaha semaksimal mungkin, tentu saja tidak lupa berdoa kepada Tuhan.

Jelaskan lagi tentang Social Distancing? Sederhananya, Social Distancing mengurangi aktivitas di luar rumah dan menjauhi keramaian agar penularan virus corona tersebut bisa berkurang. Caranya? Salah satunya dengan menganggap diri kita telah tertular sehingga harus diam di rumah, sebisa mungkin menghindari tempat tempat umum dan keramaian seperti kendaraan umum, kantor, sekolah, tempat nongkrong dan keramaian lainnya untuk mengurangi kemungkinan kita tertular dan menularkan. Ketika banyak orang melakukan ini, penyebaran virus ini akan berjalan lambat sehingga rumah sakit akan memiliki cukup tempat bagi setiap pasien yang membutuhkan perawatan.

Intinya, virus corona ini virus yang sangat mudah menular dan berbahaya. Mengurangi penyebaran virus ini bisa kita lakukan dengan bersama sama diam di rumah, menghindari tempat umum, dan keramaian.

Referensi

--

--